22 November 2014

Kondisi Orang2 Beriman Mendapatkan Buku Catatan Aktifitas di Dunia

Setiap manusia akan mendapatkan Kitab (buku catatan yang mencakup seluruh amal perbuatan, tiada sedikitpun yang terlewatkan), yang mencakup perbuatan mata, hati, dan seluruh jasad kita.
Cara menerimanya berbeda antara orang mukmin, kafir, munafik. Tapi kajian kali ini tentang bagaimana cara orang mukmin menerima Kitab.

QS Al Insyiqooq 7 – 9: “Ada pun orang yang diberikan Kitabnya dengan tangan kanannya, maka dia akan dihisab dengan hisab sebentar, yang mudah, dan ia akan kembali kepada keluarganya dengan bergembira (bersenang2).”
Betapa bahagianya orang beriman ketika menerima Kitabnya. Karena dia selamat dari terbongkarnya keburukannya. Untuk menggambarkan bagaimana bahagianya, sampai2 ia berkata kepada orang2 di sekitarnya, “baca Kitab saya…”

QS Al Haaqqah 19-24: “Adapun orang-orang yang kitabnya diberikan di tangan kanannya, maka dia berkata, “Ambillah, bacalah kitabku (ini).” Sesungguhnya aku yakin, bahwa sesungguhnya aku akan menemui hisab terhadap diriku. Maka orang itu berada dalam kehidupan yang diridhai, dalam surga yang tinggi. Buah-buahannya dekat. (kepada mereka dikatakan), “Makan dan minumlah dengan sedap disebabkan amal yang telah kamu kerjakan pada hari-hari yang telah lalu.”

Itulah kebahagiaan yang sebenarnya, ketika mukmin mendapatkan seluruh catatan amalnya, sampai2 ia menyuruh orang2 di sekitarnya membacanya.

Ketika kita mengetahui orang2 beriman di tempat hisab berhasil melalui audit Allah, apa kemudian yang terjadi? Ada yang disebut dengan Al Mizan (timbangan).
QS Al Anbiya 47 : “Kami akan memasang timbangan yang tepat pada hari kiamat, maka tiadalah dirugikan seseorang barang sedikitpun. Dan jika (amalan itu) hanya seberat biji sawipun pasti Kami mendatangkan (pahala)nya. Dan cukuplah Kami sebagai pembuat perhitungan.”

Al Waznu dan Al Miizan disebut dalam Al Quran dalam 23 ayat. Ini menggambarkan betapa kepedulian Al Qur’an terhadap Al Mizan. Ini bukan hanya di akhirat saja, tapi juga agar kita di dunia pun adil peristiwa di dunia ini. Meninbang peristiwa, menimbang manusia, dsb. Jangan gunakan hawa nafsu. Ketidakadilan itu lah yang menyebabkan kehidupan berbangsa dan bernegara tidak berbahagia.

Seperti apa Mizan timbangan yang di akhirat?
Ternyata itu bukan hanya kiasan, tapi timbangan yang sebenar2nya.
Hadist dari Salman, Nabi mengatakan “Diletakkan mizan di hari kiamat, seandainya langit dan bumi diletakkan dalam timbangan itu, pastilah cukup. Maka malikat berkata, “Wahai Tuhanku, untuk apa timbangan ini?”
Allah menjawab, “Untuk siapa saja saya kehendaki dari makhlukKu”
Sampai ketika malaikat melihat besarnya timbangan, mengatakan, “Maha Suci Engkau ya Allah, sesungguhnya kami belum benar2 menyembah Engkau dengan sebenar2 menyembah.”
Padahal malaikat itu selalu beribadah setiap saat, masih merasa kurang ibadahnya, apalagi kita yang suka malas.

Bagaimana detilnya mizan timbangan Allah. Dan bagaimana keadilan mizan tersebut?
Mizan timbangan Allah begitu besar, luas. Bagaimana ketelitian timbangan Allah.
Siapa pun orangnya tidak akan terzholimi. Ini menggambarkan telitinya dan adilnya Allah. Bahwa putusan Allah itu adil seadil2nya. Setiap orang ditimbang dan timbangan itu mencakup seluruh amal perbuatannya.

Kalau di dunia ini kita menyaksikan ada timbangan yang lurus (benar), dan ada juga yang curang, tapi di akhirat tidak. Al Quran menggambarkan mizan dengan jelas
QS Al A’raf 8 – 9: “Timbangan pada hari itu ialah kebenaran (keadilan), maka barangsiapa berat timbangan kebaikannya, maka mereka itulah orang-orang yang beruntung. Dan siapa yang ringan timbangan kebaikannya, maka itulah orang-orang yang merugikan dirinya sendiri, disebabkan mereka selalu mengingkari ayat-ayat Kami.”

Di dalam AQ itu tidak ada yang mengarang2 saja, semuanya sesuai dengan logika manusia. Mizan itu secara riil digambarkan dalam Hadist yang cukup panjang, tapi di sini disajikan sebagian saja:
“Timbangan2 itu dilakukan di hari kiamat. Diletakkan amal2 perbuatannya, maka timbangan itu cenderung kepada keburukan2, maka setelah ditimbang, seseorang itu dikirim ke neraka, ketika menoleh ke belakang ada suara yang teriak yang mengatakan “Jangan tergesa2 (sampai 2 kali), jangan ke neraka dulu,” karena dia masih punya amal kebaikan yang belum ditimbangkan, maka didatangkan kartu yang bertuliskan Laa ilaa ha illallaah, maka kartu itu ditaruh di timbangan tersebut, maka kartu itu menambah timbangan kebaikan.”

Ternyata yang beruntung itu hanya orang2 Beriman.
Al A’raf 8: “faman tsaqulat mawaa ziinuhuu faulaaa ika humul muflihuun.”
Di sini Allah menyajikan dzhomir “hum” dan ada “muflihun” ini adalah penegasan, ketika kita mendengar kata sukses, beruntung, menang. Maka kemenangan yang sebenarn2nya itu adalah kemenangan yang diraih orang2 beriman ketika di dalam timbangan Allah nanti timbangannya berat.

Apa saja perbuatan2 yang memperberat timbangan di akhirat nanti, insya Allah akan kita bahas di pertemuan2 berikutnya.

19 November 2014

Kehidupan Orang2 Beriman di Tempat2 Hari Kiamat

QS Ash Shooffaat 24: “Waqifuuhum innahum mas uu luun (Dan tahanlah mereka (di tempat perhentian) karena sesungguhnya mereka akan ditanya)”

Dikatakan dalam buku2 tafsir, waqifuuhum innahum mas uu luun, ditafsirkan menjadi “kita akan dihentikan lalau ditanyakan amalan, ucapan, dan aqidah2 yang keluar di dunia.” Berhentikanlah mereka, karena sesungguhnya seluruh kegiatan mereka ketika hidup di dunia akan diaudit, dihisab.
Apa itu hisab?

Hisab itu, hamba2 Allah berdiri di depan pengadilan Allah, dan mereka diberitahukan seluruh yang mereka kerjakan di dunia. Semua akan Allah beritahukan, akan dihadirkan oleh Allah SWT. Apakah perbuatan yang berupa keimanan, kekufukaran, maksiat, apa saja. Semua akan dibalas, apakah berupa pahala, dan siksa.

Kalau mereka saleh, akan menerima buku catatan amal dengan tangan kanan, bila mereka orang yang berbuat maksiat, akan menerima buku catatan dengan tangan kiri.
Bagaimana orang2 beriman ketika menghadapi hisab Allah SWT?
Pada dasarnya hisab itu ada yang sulit, dan ada pula yang mudah. Yang mudah itu adalah penghargaan dari Allah, ada juga yang dipermalukan sebagai balasan perbuatan mereka karena dulunya mereka mempemalukan mukmin di bumi. Ada yang dapat kemudahan dari Allah, ada orang yang Allah tidak berkenan melihatnya. Itu suasana2 saat hisab.

Orang beriman yang dihisab dengan mudah itu, amal perbuatannya diperlihatkan tanpa ada perdebatan, lewat begitu saja, tidak diperdebatkan. Hisaaban yasiiro (hisab yang sebentar) dan disegerakan untuk masuk syurga. Kebaikan2 mereka diterima oleh Allah. Dan kesalahan2 mereka diampuni oleh Allah. Jadi orang2 beriman bisa juga melakukan kesalahan, tapi kemudian mereka mendapatkan ampunan dari Allah. Semoga kita saat dihisab nanti, termasuk yang diampuni dosa2 kita.

Hadist diriwayatkan dari Aisyah ra, sesungguhnya Rasulullah berkata:
Tidaklah setiap manusia yang dihisab di hari kiamat, kecuali ia binasa,
Ketika itu aku (aisyah) bertanya, ya Rasulullah bukankah Allah berfirman; barangsiapa yang diberikan kitabnya dengan tangan kanan, maka dia dihisab dengan hisab yang mudah.
Maka Nabi bersabda: itulah yang disebut dengan ‘arb.”
Setiap orang yang diuji oleh Allah, dia pasti disiksa oleh Allah.

Di hari kiamat nanti, ada satu kelompok orang2 beriman yang masuk syurga tanpa melalui proses yang bernama hisab. Siapa mereka itu?

Hadist diriwayatakan Bukhari dan Muslim, dari Ibnu Abbas: "Ditampakkan beberapa umat kepadaku, maka ada seorang nabi atau dua orang nabi yang berjalan dengan diikuti oleh antara 3-9 orang. Ada pula seorang nabi yang tidak punya pengikut seorangpun, sampai ditampakkan kepadaku sejumlah besar. Aku pun bertanya apakah ini? Apakah ini ummatku? Maka ada yang menjawab: 'Ini adalah Musa dan kaumnya,' lalu dikatakan, 'Perhatikanlah ke ufuk.' Maka tiba-tiba ada sejumlah besar manusia memenuhi ufuk kemudian dikatakan kepadaku, 'Lihatlah ke sana dan ke sana di ufuk langit.' Maka tiba-tiba ada sejumlah orang telah memenuhi ufuk. Ada yang berkata, 'Inilah ummatmu, di antara mereka akan ada yang akan masuk surga tanpa hisab sejumlah 70.000 orang.”
Ini dalil bahwa di antara ummat nabi SAW ada 70 ribu orang yang nanti masuk syurga tanpa melalui hisab terlebih dahulu.
Mendengar seperti in, sahabat bernama Ukaasah, berkata “Doakan agar saya termasuk mereka”
Rasulullah berkata, “kamu termasuk mereka.”
Ada seseorang memohon juga, untuk didoakan, lalu Rasulullah menjawab, “Kamu sudah kedahuluan oleh Ukaasah.”

Minta didoakan oleh orang2 yang sholeh, seperti yang dilakukan oleh Ukaasah kepada Nabi, adalah diperbolehkan.
Kalau kita merenungi ayat2 AQ kita akan menjumpai begitu banyak ayat berbicara tentang hisab.
Al Hijr 92-92: “Maka demi Tuhanmu, sungguh benar2 kami akan bertanya kepada mereka mengenai seluruh apa yang mereka kerjakan.”

Ketika risalah diinul Islam disampaikan ke manusia, yang nantinya ditanyakan tanggung jawab penyampaian dakwah Islam bukan hanya para Nabi saja tapi juga ummatnya. Seluruh umat manusia, Rasulnya, ummatnya akan ditanya seluruhnya oleh Allah.
QS Al A’Raf 6: “pendengaran kita, penglihatan kita, hati kita, semua ditanya oleh Allah. Maka bertaqwalah kita semua kepada Allah.”
Jangan sekali2 telinga kita, mata kita, mulut kita, berbuat maksiat, karena semua akan ditanya oleh Allah.

Semua bagian tubuh manusia akan dihisab. Bila rambut kita rawat, fisik kita rawat, tapi hati kita tidak dirawat, lalu bagaimana pertanggungjawaban di hadapan Allah nanti? Bagaimana cara merawat hati? Yaitu dengan selalu mengingat Allah.
Dan seluruh nikmat yang kita terima pasti akan ditanyakan, baik itu nikmat yang bernama umur, ilmu, harta, fisik, jabatan, semua akan ditanya oleh Allah.

Apa yang pertama dihisab oleh Allah nanti, agar ini menjadi perhatian kita.
1. Nabi bersabda: “Amal manusia yang pertama dihisab di hari kiamat adalah sholat,”
Sehingga sholat menjadi prioritas utama dalam hidup ini. Memang kita bekerja, bermasyarakat, berkeluarga, dsbnya, tapi ketika adzan berkumandang, kita bersegera mendirikan sholat.
Nabi sangat romantis terhadap istri2nya, tapi begitu mendengar panggilan sholat, Nabi cepat berdiri merespon panggilan Allah, sampai2 seolah2 beliau tidak mengenal istrinya.

2. Darah.
Jangan sampai kita menganggap diri kita umat Islam, tapi kita menggangagap murah darah umat Islam. Jangan karena kekuasaan, seseorang tega menuduh kaum muslimin dengan tuduhan2 yang keji.

Di dunia ini kehidupan aakan tenang jika kita tidak berani membunuh darah saudaranya, baik secara fisik maupun secara tuduhan2 keji.
Semoga kita semua dimudahkan oleh Allah sebagai orang beriman, sehingga hisab kita nanti di akhirat termasuk hisab yang sebentar saja. Aamiin..

18 November 2014

Kehidupan Orang2 Beriman di Rumah2 Hari Kiamat

Apa yang dimaksud dengan Manaazil (rumah2 hari kiamat)? Manazil adalah rumah2 yang menjadi tempat menetap orang2 beriman, sebelum orang2 beriman itu menetap di syurga, yang dimulai dari di alam kubur (awal dari hari akhirat),

Hani’ Radhiyallahu anhu , bekas budak Utsmân bin Affân Radhiyallahu anhu , berkata, "Kebiasaan Utsman Radhiyallahu anhu jika berhenti di sebuah kuburan, beliau menangis sampai membasahi janggutnya. Lalu beliau Radhiyallahu anhu ditanya, ‘Jika disebutkan tentang surga dan neraka, engkau tidak menangis. Namun engkau menangis dengan sebab ini (melihat kubur), (Mengapa demikian?)’ Beliau, ‘Sesungguhnya Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, (yang artinya) ‘Kubur adalah persinggahan pertama dari (persinggahan-persinggahan) akhirat. Bila seseorang selamat dari (keburukan)nya, maka setelahnya lebih mudah darinya; bila seseorang tidak selamat dari (keburukan)nya, maka setelahnya lebih berat darinya.’ Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda, ‘Aku tidak melihat suatu pemandangan pun yang lebih menakutkan daripada kubur.’” [HR. At-Tirmidzi dan Ibnu Mâjah].

Yang harus kita Imani:

1. Hari kebangkitan dan sifat2nya.
Banyak ayat2 AQ berbicara ttg hari dibangkitkan (Al Ba’tsu). Tanah yang dulunya kering, tandus, ketika hujan turun, ia kembali subur. Ini tandanya bahwa hari kebangkitan itu ada, yaitu ada kehidupan setelah kematian.

QS Al A’raf 57: “Dan Dialah yang meniupkan angin sebagai pembawa berita gembira sebelum kedatangan rahmat-Nya (hujan); hingga apabila angin itu telah membawa awan mendung, Kami halau ke suatu daerah yang tandus, lalu Kami turunkan hujan di daerah itu, maka Kami keluarkan dengan sebab hujan itu pelbagai macam buah-buahan. Seperti itulah Kami membangkitkan orang-orang yang telah mati, mudah-mudahan kamu mengambil pelajaran.”

QS Al Hajj 5-7: Hai manusia, jika kamu dalam keraguan tentang kebangkitan (dari kubur), maka (ketahuilah) sesungguhnya Kami telah menjadikan kamu dari tanah, kemudian dari setetes mani, kemudian dari segumpal darah, kemudian dari segumpal daging yang sempurna kejadiannya dan yang tidak sempurna, agar Kami jelaskan kepada kamu dan Kami tetapkan dalam rahim, apa yang Kami kehendaki sampai waktu yang sudah ditentukan, kemudian Kami keluarkan kamu sebagai bayi, kemudian (dengan berangsur-angsur) kamu sampailah kepada kedewasaan, dan di antara kamu ada yang diwafatkan dan (adapula) di antara kamu yang dipanjangkan umurnya sampai pikun, supaya dia tidak mengetahui lagi sesuatupun yang dahulunya telah diketahuinya. Dan kamu lihat bumi ini kering, kemudian apabila telah Kami turunkan air di atasnya, hiduplah bumi itu dan suburlah dan menumbuhkan berbagai macam tumbuh-tumbuhan yang indah
Yang demikian itu, karena sesungguhnya Allah, Dialah yang haq dan sesungguhnya Dialah yang menghidupkan segala yang mati dan sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu,
dan sesungguhnya hari kiamat itu pastilah datang, tak ada keraguan padanya; dan bahwasanya Allah membangkitkan semua orang di dalam kubur.”

Dalil2 di atas membuktikan bahwa Al Ba’tsu (hari dibangkitkan) itu ada.
Bagaimana kehidupan orang2 beriman di akhirat, khususnya di rumah2 sebelum mereka menetap di syurga selama2nya.
Hadist: “Setiap hamba nanti dibangkitkan dari kuburnya, sesuai keadaannya dulu saat meninggal dunia”
Hadist dirayatkan Imam Muslim dalam Bab agar kita Berbaik Sangka kepada Allah ketika Sakratul Maut: “Dibangkitkan setiap hamba sesuai dengan keadaan dia mati.”

Ketika terjadi bencana, tsunami dsbnya, banyak yang meninggal, bagaimana keadaannya saat itu? Kalau dia meninggal saat sedang sholat, baca Al Quran, Alhamdulillah. Tapi kalau ketika ia sedang maksiat, na’udzu billah.

Dibangkitkan dari kuburnya dalam keadaan bersih. Menggambarkan betapa orang2 beriman itu, tubuhnya tidak ada rambut, dua pipinya bersih tidak ada rambut. Orang yang sedang ihram, kemudian dia meninggal dunia, nanti dibangkitkan oleh Allah dalam keadaan sedang talbiyah (Labbaik Alloohumma Labbaik). Maka dari itu, dalam keadaan apa pun di dunia ini, kita harus dalam keadaan beribadah, akrena kita khawatir kematian selalu datang dengan mendadak.

Tanda2 hari kiamat sudah dekat itu, banyaknya orang2 yang meninggal mendadak. Tidak sedikit orang yang baru olahraga kemudian meninggal, baru mengisi seminar ia meninggal, yang orang2 di sekitarnya tidak mengira ia akan meninggal.
Mari lah kita selalu dalam keadaan taat pada Allah, sehingga dalam keadaan beribadah seperti orang yang berihram tadi itu meninggal.

Dari Ibnu Abbas ra, seseorang berdiri di wukuf Arofah bersama Rasulullah, seseorang dimandikan, lalu dikafani, dan selanjut2nya. Lalu terakhir Rasulullah bersabda: “Sesungguhnya orang itu dibangkitkan dalam keadaan bertalbiyah”

Al Hasyr, di mana manusia dikumpulkan di rumah yang bernama Al Hasyr, atau biasa juga disebut Padang Mahsyar. Di sana seluruh manusia dan jin digiring, dan dikumpulkan untuk dihitung amalnya. Di situlah seluruh jin dan manusia mengetahui ke mana nanti tempat selanjutnya.
Seperti apa penjelasan Al Quran ketika berbicara tentang hari Yaumil Hasyr?

QS Al Kahfi 47: “Dan kami kumpulkan mereka, maka Kami tidak tinggalkan seorang pun.”
Semua dikumpulkan oleh Allah, mereka dihisab, mereka ditimbang amalnya.
Ketika kita semua dikumpulkan oleh Allah untuk diaudit. Bukankah kita orang beriman, malu dan takut untuk tidak lagi bermaksiat. Semua manusia dan jin akan menyaksikan.

Apabila ada orang yang berkata, apa gunanya membicarakan hari akhirat. Seolah-olah apa yang dikerjakannya di dunia ini tidak ada hubungannya dengan kondisinya di akhirat nanti.
Keimanan kita akan adanya hari akhirat sangat berpengaruh positif untuk kehidupan dunia kita.

Bukankah orang2 yg takut berbuat maksiat, tidak berani korupsi, tidak berani zina, karena dia takut dengan kehidupan akhirat? Justru orang2 yang tidak beriman adanya hari akhirat, itu berani maksiat.
Secara umum manusia itu dikumpulkan dalam keadaan telanjang, tidak pakai alas kaki dan sandang. Seperti yang dijelaskan dalama hadist berikut:

“Sesungguhnya kamu dikumpulkan oleh Allah dalam keadaan tidak pakai sandal dan pakaian dan tidak disunnat, manusia kembali seperti di awal dia diciptakan oleh Allah.
Siapa yang pertama diberikan pakaian? Dia adalah Nabi Ibrahim as.”

Bagaimana keadaan orang2 beriman di mahsyar itu?
Orang2 yang beriman, yang imannya bersih, yang tidak ada syirik, apakah itu mempersekutukan Allah dengan manusia, dengan jin, dengan dukun, dll, kalau imannya bersih dari itu semuanya, maka mereka akan merasakan aman di hari akhirat itu..
QS Al An ‘am 82: “Orang2 yang beriman, dan mereka tidak menodai imannya dengan kedzholiman (yang dimaksud ini adalah syirik), maka mereka itulah yang mendapat rasa aman, dan mereka itu lah yang mendapat petunjuk Allah SWT.”

Ini ayat yang mendasari bahwa orang2 beriman aman di dunia dan akhirat. Semoga kita menjadi orang2 yang mendapatkan rasa aman di hari akhirat nanti, jauh dari siksa. Aamiin.

17 November 2014

Derajat Syuhada di Akhirat dan Jamaah yang termasuk Syuhada

Derajat Syuhada di Akhirat:

1. Di syurga itu ternyata ada beberapa tingkatan derajat/kedudukan. Derajat orang2 syahid di medan jihad itu memiliki seratus tingkat di akhirat.

Hadist: ”Sesungguhnya di syurga terdapat 100 tingkatan yang disediakan Allah bagi yang berjihad di jalan-Nya. Jarak antara satu tingkat dengan tingkatan yang lainnya seperti jarak antara langit dan bumi. Maka jika kalian minta kepada Allah mintalah Surga Firdaus”
Ini dalil bahwasnya orang2 yang sayihd, mendapatkan 100 derajat di syurga

2. Begitu mujahid tewas di medan jihad, di saat itulah seluruh dosanya diampuni Allah, kecuali hutang. Maka berhati2lah dengan hutang. Siapa sih manusia di dunia ini tidak ingin diampuni oleh Allah?
 Hadist: dari Amr ibnu Ash, Rasul bersabda: “bagi yang syahid diampuni seluruh dosanya kecuali hutang. Tewas di medan jihad bisa menghapuskan seluruh dosa kecuali hutang.”

3. Warna luka orang yang darah itu warna darah, merah. Tapi harumnya, seperti harum misik, yang terwangi.
 Hadist: “Darahnya itu merah, lukanya merah, tapi harumnya adalah harum minyak misik.”

4. Diselamatkan dari adzab kubur

5. Rasa aman di saat hari kiamat

6. Diberikan mahkota kehormatan di kepalanya bahwa dia berbeda dengan yang lainnya

7. Dikawinkan oleh Allah dengan 72 bidadari

8. Diberikan hak untuk memberikan syafaat pertolongan 70 keluarganya, atas izin Allah.

9. Mereka disebut oleh Allah, sejajar dengan para Nabi.

QS An Nisa 69-70: orang2 yang syahid menjadi temannya pada Nabi, dekat dengan Nabi,
Siapa yang tidak bangga ketika namanya disebut bersama nama para Nabi,
Lalu, siapa sajakah yang disebut syahid?
Apakah setiap yang tewas, disebut syahid?

Di antara orang2 yang disebut oleh Islam sebagai syahid, ternyata ada banyak:
1. Terkena wabah tho’un
2. Orang yang meninggal karena sakit perut
3. Orang yang mati karena tenggelam
4. Orang yang mati karena terkena bangunan atau lainnya.
5. Orang yang syahid di jalan Allah SWT
6. Orang yang terbunuh secara zholim, dalam rangka mempertahankan harta bendanya.
Hadist: “Barangsiapa yang terbunuh karena menjaga harta bendanya, maka dia itulah orang syahid.”
7. Orang yang terbunuh, dalam rangka mempertahankan jiwanya.
Ini bukan orang yang berantem. Dia terbunuh karena membela jiwanya, atau kehormatan dirinya, anaknya, atau keluarganya. Insya Allah dia meninggal dalam keadaan syahid.
8. Orang yang jatuh dari kendaraannya, lalu mati, maka ia syahid.
Tujuan berkendaraannya adalah dalam rangka berjuang di jalan Allah.
9. Orang yang mati karena terkena penyakit lambung, maka ia juga syahid.
10. Seorang ibu yang meninggal, di perutnya masih ada anak, artinya, ia meninggal karena melahirkan.

Selain orang2 yang berperang di jalan Allah, masih ada syahid2 lainnya. Ketika sama2 disebut syahid, apakah pahalanya sama, statusnya sama?

Sudah tentu berbeda. Kita harus mampu memahami Islam secara menyeluruh, dengan melihat kajian lainnya, setelah melihat ayat2 dan hadist2 yang begitu banyak.

Pendapat Imam Nawawi, ketahuilah orang yang syahid itu ada 3 macam:
1. orang yang terbunuh disebabkan memerangi orang2 yang kafir. Hukumnya di dunia tidak dimandikan. Kenapa tidak dimandikan? Karena masih hidup, bersih. Bahkan dikuburkan bersama pakaian yang ia pakai. Tidak perlu juga disholati karena sudah dapat garansi dari Allah pasti masuk syurga.

2. mereka dapat pahala seperti orang syahid, tapi ketika ia meninggal, ia mendapatkan hukum di dunia, yaitu dimandikan dan disholati, sama seperti orang beriman lainnya. Tapi pahala mereka di akhirat adalah pahala orang yang syahid. Ini orang yang mati karena tenggelam, sakit perut, melahirkan, dsbnya.

3. Orang yang curang dalam pembagian ghonimah (harta rampasan perang)-nya. Ketika ia mati, ia tidak dimandikan dan disholati, karena secara kasat mata ia seperti syahid di medan perang, tapi pahala di akhirat tidak sama, karena ia tidak jujur dalam pembagian ghonimah.

16 November 2014

Keistimewaan Kehidupan Orang2 Syahid

Orang-orang yang syahid itu memang istimewa, sehingga kita akan memaparkan di bawah ini keistimewaan2nya.

QS Ali Imran 169-172: ”Janganlah kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati; bahkan mereka itu hidup di sisi Tuhannya dengan mendapat rezki. Mereka dalam keadaan gembira disebabkan karunia Allah yang diberikan-Nya kepada mereka, dan mereka bergirang hati terhadap orang-orang yang masih tinggal di belakang yang belum menyusul mereka, bahwa tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati. Mereka bergirang hati dengan nikmat dan karunia yang besar dari Allah, dan bahwa Allah tidak menyia-nyiakan pahala orang-orang yang beriman. (Yaitu) orang-orang yang menaati perintah Allah dan Rasul-Nya sesudah mereka mendapat luka (dalam peperangan Uhud). Bagi orang-orang yang berbuat kebaikan di antara mereka dan yang bertakwa ada pahala yang besar.”

Kalau kita tadabburi ayat ini secara mendalami secara mendalam, ia berbicara tentang keistimewaan kehidupan orang2 yang syahid, yaitu:

1. Orang2 yang syahid itu kelihatannya sudah meninggal, dan kita tidak boleh mengatakan mereka meninggal, karena mereka adalah orang2 yang hidup dan diberikan rezeki oleh Tuhannya. Ketika mereka diberikan rezeki terus menerus, itu tandanya mereka masih hidup. Rezeki di sini sudah barang tentu rezeki yang sesuai dengan kehidupan ruh ruh mereka. Yang kita berbicara di sini adalah tentang alam barzakh, rezeki yang berupa kehidupan alam syurga, seperti yang sudah kita sebutkan di kajian sebelumnya.

2. Mereka itu bergembira dengan apa saja yang dianugerahkan oleh Allah dari anugerah Allah. Inilah karakteristik mereka, ketika mendapatkan rezeki dari Allah, mereka sambut dengan kegembiraan. Karena tidak ada anugerah yang lebih besar daripada anugerah Allah. Maka dari itu kita di dunia pun harus pandai2 mensyukuri pemberian Allah. Kita tidak ambisius mencari penghargaan/anugerah dari manusia. Tapi ketika itu anugerah dari Allah, justru kita ambisius mencarinya.

3. Mereka memberikan berita gembira kepada orang2 yang belum pernah jumpai, yaitu generasi setelah mereka. Mereka bisa memberikan informasi betapa bahagianya kehidupan orang2 yang syahid. Seperti apa cara komunikasi mereka, yaitu di antara dua orang hamba yang alamnya berbeda, yaitu yang satunya sudah syahid dan yang satunya lagi masih hidup di dunia? Wallohua’lam, hanya Allah yang Maha Tahu.

4. Mereka bergembira tentang keadaan dirinya sendiri setelah syahid.
Mufassir Ar Rozi, mengatakan kenapa sampai dua kali disebutkan “berita gembira” ini? Berita gembira yang pertama adalah berita gembira tentang syahidnya dirinya kepada keluarga dan saudara2nya. Sedangkan berita gembira yang kedua ini adalah untuk dirinya sendiri.
Berita syahid ini adalah berita gembira, dan menjadi keistimewaan orang2 yang syahid. Hal ini tidak didapatkan oleh orang2 yang tidak syahid.

Kapan seseorang itu benar2 syahid? Yaitu ketika orang itu berperang di jalan Allah, benar2 demi tujuan agar kalimat Allah yang paling tinggi, bukan karena harta jabatan, dsbnya.
Setelah itu kita diberikan berita gembira, tentang kedudukan orang2 yang syahid di akhirat. Seperti apakah kehidupan mereka di akhirat itu?

QS An Nisa 95-96: “Tidaklah sama antara mukmin yang duduk (yang tidak turut berperang) yang tidak mempunyai uzur dengan orang-orang yang berjihad di jalan Allah dengan harta mereka dan jiwanya. Allah melebihkan orang-orang yang berjihad dengan harta dan jiwanya atas orang-orang yang duduk satu derajat. Kepada masing-masing mereka Allah menjanjikan pahala yang baik (surga) dan Allah melebihkan orang-orang yang berjihad atas orang yang duduk dengan pahala yang besar, (yaitu) beberapa derajat daripada-Nya, ampunan serta rahmat. Dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”

Mari kita renungi secara mendalam, sehingga kita diberikan tadabbur yang shahih.

1. Kedudukan orang2 yang syahid itu tidak ada bandingannya. Derajat orang2 beriman yang hanya duduk2 (tidak ikut berjuang di jalan Allah) tidak akan sama dengan derajat orang2 yang berjihad di jalan Allah dengan harta benda dan jiwanya, walaupun mereka sama2 beriman.

2. Allah mengutamakan (keutamaan orang syahid disebutkan sampai dua kali dalam satu ayat, ini untuk mempertegas) hendaknya umat muslim di dunia ini mengetahui kedudukan orang2 yang syahid di akhirat nanti, yang lebih utama dibandingkan orang2 yang lainnya.

3. Karena mereka itulah yang menjaga eksistensi agama, menjaga ummat, menjaga Negara, sehingga kedudukan mereka tidak bisa disamakan dengan orang2 lainnya. Mereka memperjuangkan eksistensi agama Allah. Mereka menjaga kehormatan bangsa. Siapa yang berjuang? Adalah atas peran orang2 yang syahid. Coba pikirkan, seandaianya para ulama2 kita hanya duduk2, hanya berceramah, tidak ikut turun berjuang? PIkirkan! Apakah kira2 penjajah akan pergi, atau akan datang bertambah?

Ternyata mereka turun berjuang, sehingga bangsa ini masih eksis hingga saat ini. Maka wajar jika kehidupan mereka berbeda dibandingkan orang2 lainnya. Dengan perjuangan di jalan Allah, maka tempat2 ibadah baik itu milik muslim maupun agama lain, akan dijaga. Maka wajar ketika Umar bin Khattab memenangkan peperangan atas suatu daerah, beliau membiarkan kebebasan kepada penganut agama lain untuk beribadah.

QS Al Hajj 39-40: "Telah diizinkan (berperang) bagi orang-orang yang diperangi, karena sesungguhnya mereka telah dianiaya. Dan sesungguhnya Allah, benar-benar Maha Kuasa menolong mereka itu. (yaitu) orang-orang yang telah diusir dari kampung halaman mereka tanpa alasan yang benar, kecuali karena mereka berkata: “Tuhan kami hanyalah Allah”. Dan sekiranya Allah tiada menolak (keganasan) sebagian manusia dengan sebagian yang lain, tentulah telah dirobohkan biara-biara Nasrani, gereja-gereja, rumah-rumah ibadah orang Yahudi dan mesjid-mesjid, yang di dalamnya banyak disebut nama Allah. Sesungguhnya Allah pasti menolong orang yang menolong (agama) -Nya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kuat lagi Maha Perkasa."

Seandainya kalau bukan ajaran yang bernama jihad, di mana orang yang tewas di dalamnya itu disebut syahid, tentunya tempat2 ibadah (berbagai agama) itu akan dirobohkan. Para mujahid tidak melakukannya, karena nasehat dalam perang adalah: jangan kau bunuh orang2 yang sedang beribadah di tempat ibadahnya.

Jihad itu rahmat. Menyatukan ummat, membangun. Berbeda dengan teroris yang merusak.
Kaum muslimin hendaknya memahami jihad secara benar, dan melihat jihad harus positif, karena seluruh kehidupan umat Islam itu rahmat. Sholat itu rahmat, puasa, haji, membantu saudara, memaafkan, membela Negara, semuanya adalah rahmat.
Maka dari itu dimensi rahmat adalah sangat luas.

Kemerdekaan di Indonesia tidak gratis, mereka melalui perjuangan, maka wajar jika di akhirat nanti kedudukan Asy-syahid lebih tinggi daripada ummat Islam lainnya.
Ulama tafsir mengatakan ketika dikatakan al jihad, maka itu adalah al jihad fii sabiilillah (perang di jalan Allah), tapi ada juga jihad yang memiliki arti lainnya, seperti membangun Negara ini.